Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, bersama jajaran Forkopimda Kota Pekalongan hadir dan kawal langsung aksi damai bertajuk #BoikotTrans7 di halaman Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Rabu
KOTA PEKALONGAN – Sebanyak 1.200 santri, alumni, kiai, dan nyai se-Kota Pekalongan menggelar aksi damai bertajuk #BoikotTrans7 di halaman Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Rabu (15/10/2025). Aksi ini diikuti dengan pengawalan langsung oleh Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, bersama jajaran Forkopimda Kota Pekalongan.
Dalam keterangannya, Wali Kota Afzan menyampaikan apresiasi atas sikap santri dan ulama yang menyuarakan keresahan mereka secara damai dan tertib. “Kota Pekalongan ini adalah Kota Santri. Alhamdulillah para santri merespon dengan cepat dan bijak atas dampak tayangan salah satu stasiun televisi. Tapi semua berjalan kondusif dari awal hingga akhir,” ujar Afzan.
Ia menegaskan, langkah pengalihan lokasi aksi dari depan Transmart ke Gedung Aswaja dilakukan untuk menjaga keamanan dan menghindari potensi penunggalan pihak luar. “Tadi malam kami berkoordinasi dengan para alumni dan Ketua PCNU. Disepakati aksi digelar di Gedung Aswaja, dan alhamdulillah hasilnya aman dan tertib,” ungkapnya.
Afzan juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Pekalongan bersama Forkopimda mendukung sembilan tuntutan yang disampaikan para santri dan ulama. “Kami satu pandangan. Sebagai kota dengan kultur santri yang kuat, kami ikut merasakan keresahan masyarakat terhadap tayangan yang dianggap melecehkan nilai-nilai keagamaan,” tegasnya.
Wali Kota yang juga tumbuh di lingkungan pesantren ini menambahkan bahwa dirinya menonton langsung tayangan yang menjadi sumber polemik tersebut. “Saya lihat sendiri tayangannya, bukan dari potongan video. Jujur, saya pribadi tidak nyaman. Tapi alhamdulillah aksi hari ini berjalan damai, semoga sampai selesai dan pulang pun tetap tertib,” pungkasnya.
Aksi damai #BoikotTrans7 di Kota Pekalongan ini menjadi contoh penyampaian aspirasi yang tertib, beradab, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai santri, dengan sinergi kuat antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.
Paramudya